Senin, 05 Maret 2012

Mahasiswa Unjuk Rasa Tolak Kenaikan BBM

Mataram, Sumbawa Ekspres.
Lebih dari 100 orang mahasiswa di wilayah Nusa Tenggara Barat yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, menggelar unjuk rasa di DPRD provinsi, Senin, pukul 11.00 Wita, dengan agenda penolakan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak.
Seratusan mahasiswa itu, juga mengusung penolakan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang diperkirakan mencapai 10 persen jika Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaikkan sebesar Rp1.500 per liter.
Massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dikoordinir ketua umumnya Ahmad Dahlan, lebih dulu memasuki kompleks DPRD NTB, dan berorasi hingga menyampaikan pernyataan sikapnya.
Dalam orasi dan pernyataan sikapnya, KAMMI menyatakan, semua kebutuhan vital, dan bahkan kebutuhan pokok masyarakat bersinggungan langsung dengan BBM, sehingga kenaikan BBM akan menyebabkan kenaikan biaya transportasi, dan harga kebutuhan pokok lainnya.
KAMMI merujuk kepada kalkulasi ekonomi  yang menyebutkan kenaikan BBM bisa memicu inflasi sebesar tujuh persen, diusul kenaikan TDL sebesar 10 persen.
“Dengan angka inflasi yang cukup tinggi maka performa ekonomi nasional bakal terganggu, dan daya beli masyarakat mengalami penurunan,” ujar Dahlan.
KAMMI juga menyoroti kompensasi dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) yang tidak efektif untuk menurunkan beban ekonomi rakyat.   
Mereka mengutip alasan pemerintah menaikan harga BBM yang antara lain karena harga inyak dunia melonjak hingga mencapai 107,99 dolar AS per barel.  Melampaui estimasi yang dipatok dalam APBN 2012 sebesar Rp90 dolar AS per barel.
Namun, kelompok mahasiswa itu menilai lonjakan harga minyak dunia tidak harus berdampak kenaikan harga BBM dalam negeri, karena masih ada cara lain sebagai solusi alternatifnya, karena lonjakan harga minyak dunia akibat ketegangan politik ekonomi antara Iran dan versi barat.
Hal serupa dikemukakan kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) NTB, sehingga mereka pun menolak rencana kenaikan BBM yang berdampak langsung terhadap kenaikan TDL.
Koordinator aksi SMI NTB Wawan Haryanto, dalam orasinya mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang nakal dihadapi para buruh jika harga BBM jadi dinaikkan per 1 April 2012.
Upah buruh 2012 diperhitungkan berdasarkan komponen kebutuhan hidup layak sesuai hasil survei Dewan Pengupahan di akhir 2011.
“Tentu saja tidak menghitung efek dari naiknya harga BBM terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok di pertengahan 2012. Artinya naiknya upah buruh 2012 belum memperhitungan kenaikan harga kebutuhan pokok akibat naiknya harga BBM 1 April nanti,” ujarnya.
Dua kelompok mahasiswa yang berunjuk rasa di depan pintu masuk gedung DPRD NTB itu diterima oleh tiga orang anggota DPRD NTB dari Komisi II, masing-masing HJ Wartiah, Machsuen Ridwani dan Hadi Sulton.
Bahkan, ketiga anggota DPRD NTB itu ikut menandatangani pernyataan dukungan di spanduk dan lembaran kertas yang disodorkan kelompok mahasiswa yang tengah menggalang 1.000 tanda tangan tanda mendukung aksi penolakan kenaikan harga BBM.
Wartiah selaku Sekretaris Komisi II DPRD NTB, menyatakan menerima aspirasi tersebut dan akan ditindaklanjuti ke level yang lebih tinggi, karena rencana kenaikan BBM merupakan ranah pusat.
“Aksi seperti ini positif, namun masalah ini akan dibahas di level atas. Kami pun mendukung aksi damai ini,” ujar Wartiah diamini dua anggota DPRD NTB lainnya.(Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar