Mataram, Sumbawa Ekspres
Petani di Desa Puyung, Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai dapat menggelar panen raya padi Varietas Unggul Baru Inpari 13, yang dikembangkan secara swadaya.
Panen raya padi Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari 13 itu berlangsung di lokasi penangkaran bibit unggul padi, di lahan bekas PT Perkebunan Kapas, di Puyung, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.
Panen raya itu dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) NTB H Muhammad Nur, yang mewakili Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, yang semula berkenan hadir namun batal karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan.
Nur menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya acara panen padi VUB Inpari 13 itu. Apalagi kegiatan itu murni prakarsa dari anggota gabungan kelompok tani ‘Bismillah’ yang mendapat bimbingan dari Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, Pemprov NTB, dan beberapa mitra swasta.
Varietas unggul Inpari 13 merupakan produk inovasi badan Litbang Pertanian yang telah terbukti keunggulannya di samping varietas-varietas unggul lainnya.
“Apalagi didukung dengan teknologi budidaya yang lebih maju, tentu akan menghasilkan produktivitas yang tinggi,” ujarnya.
Menurut Nur, panen padi VUB itu mempunyai nilai positif karena bidang pertanian terutama padi menyangkut hajat hidup orang banyak yaitu para petani dan keluarganya serta masyarakat.
Selain itu, padi sebagai tulang punggung utama ketahanan pangan nasional dan daerah, karena sebagian besar masyarakat indonesia masih mengandalkan beras sebagai makanan pokok. ketahanan pangan berarti juga ketahanan bangsa, ketahanan sosial-budaya masyarakat. Apalagi, Presiden Indonesia akan mencanangkan surplus beras nasional sebesar 10 juta ton pada 2014.
“Tentu pencanangan ini harus kita sukseskan, utamanya dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi secara terus menerus. Ikhtiar dan komitmen untuk meraih surplus beras nasional 10 juta ton telah kita bangun,” ujarnya.
Terkiat pencanangan itu, gubernur se-Indonesia dengan Menteri Pertanian telah menandatangani target produksi padi. Demikian juga Gubernur NTB dengan bupati/walikota Se-NTB telah melakukan penandatanganan agar target produksi padi dapat tercapai.
Padi Inpari 13 itu dikembangkan petani Lombok Tengah secara swadaya yang mendapat bimbingan teknis dari BPTP NTB, dan bantuan saprodi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB, serta pihak swasta.
Pengembangan padi VUB pada areal seluas 20 hektare lebih oleh kelompok tani “Bismillah” itu merupakan tindak lanjut dari kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-30 pada 2010 di lahan bekas PT Perkebunan Kapas, di Puyung, Kabupaten Lombok Tengah itu.
HPS ke-30 itu mendorong petani NTB mengembangan beragam VUB, termasuk Inpari 1 dan Inpari 13 yang sudah bisa panen raya itu.
Sebelum panen raya, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan, sempat berkunjungan dan berdialog dengan kelompok petani “Bismillah” di Desa Puyung Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, 12 Februari 2012.
Versi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi di NTB pada 2011 mencapai 2,067 juta ton lebih atau meningkat 16,49 persen dari produksi 2010 yaitu 1,774 juta ton lebih.
Dari segi produktivitas, rata-rata mencapai lima ton per hektar meningkat 4,2 persen dari 2010 yang mencapai rata-rata 4,7 ton per hektar.(Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar