Minggu, 15 April 2012
NTB Evaluasi Konsultasi AIDS Akhir 2013
Mataram, SE
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memprogramkan evaluasi total penanggulangan HIV/AIDS, termasuk manfaat keberadaan klinik konsultasi atau “Voluntary Conselling and Testing’ di akhir 2013.
“Tahun depan baru bisa dievaluasi secara total, karena baru tahun ini penyedian klinik VCT (Voluntary Conselling and Testing) secara lengkap di semua kabupaten/kota di wilayah NTB,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Moh Ismail, di Mataram, usai menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) NTB 2013.
Permasalahan HIV/AIDS merupakan bagian dari delapan indikator utama dalam penerapan strategi dan arah kebijakan pembangunan Provinsi NTB yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) NTB 2010-2014.
RPJM NTB itu juga selaras dengan pencapaian target Milenium Development Goals (MDGs) 2015, yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Program MDGs yang dicanangkan pemerintah mencakup delapan indikator, yakni memberantas kemiskinan dan kelaparan, pendidikan untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Ismail mengatakan, dalam naskah hasil kesepakatan pada Musrenbang NTB 2013, permasalahan HIV/AIDS juga menjadi bagian penting yang disoroti peserta musyawarah.
“Itu berarti pada 2013 harus ada evaluasi total penanggulangannya, sehingga tahun anggaran berikutnya lebih fokus pada pencegahan dan pengobatan, karena penanganan secara masiv di 10 kabupaten/kota dalam wilayah NTB direalisasi di 2012,” ujarnya.
Menurut dia, penyebaran virus HIV/AIDS di wilayah NTB ditengarai terus meningkat namun tingkat kesadaran pasien dan keluarganya untuk berkonsultasi masih relatif rendah.
Karena itu, pihaknya terus berupaya mendorong pemanfaatan klinik VCT yang sudah disediakan di rumah sakit milik pemerintah daerah, baik di Pulau Lombok maupun Sumbawa, sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran virus mematikan itu.
“Kami imbau bagi yang sudah memahami manfaat klinik VCT dapat menginformasikan kepada warga lainnya agar fungsinya lebih dioptimalkan,” ujarnya.
Ismail mengakui, penyediaan klinik VCT di empat RSUD di Pulau Lombok sudah terealisasi lebih dari tiga tahun terakhir ini. Namun, untuk RSUD di lima kabupaten/kota di Pulau Sumbawa baru akan terealisasi secara menyeluruh akhir tahun ini.
Dengan demikian, evaluasi menyeluruh penanggulangan HIV/AIDS di wilayah NTB baru akan dapat dilakukan di 2013.
Selain memperbanyak klinik VCT, Pemprov NTB juga terus mengoptimalkan peran petugas medis guna menanggulangi penyebaran vitus HIV/AIDS tersebut.
Tim VCT yang terdiri dari sejumlah dokter ahli penyakit dalam, dokter umum selaku penanggung jawab dan tenaga konselingtidak hanya menunggu pemeriksaan kesehatan di klinik tetapi terjun ke lapangan ketika menerima laporan kasus baru.
“Intinya, pelayanan klinik VCT dipermudah, jumlah tenaga medis diperbanyak, sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS juga terus dilakukan. Upaya nyata harus berkesinambungan karena HIV/AIDS menganut paham gunung es, yang terlihat di permukaan sedikit namun berakar dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Kasus HIV/AIDS di wilayah NTB terus bertambah dan menurut Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTB, dalam lima tahun terakhir ini sudah 494 orang yang tertular, dan 119 orang diantaranya telah meninggal dunia.
Kepala Sekretariat KPA Provinsi NTB H Soeharmanto, mengatakan, total pengidap HIV/AIDS di wilayah NTB sampai posisi akhir Agustus 2011, terdata sebanyak 494 orang, terdiri dari 261 orang penderita HIV dan 233 orang penderita AIDS.
Dari total penderita HIV/AIDS itu, kelompok umur 25-29 tahun yang terbanyak yakni sebanyak 148 orang, kemudian usia 30-34 tahun sebanyak 117 orang dan usia 20-24 tahun sebanyak 92 orang, usia 40-44 tahun terindikasi sebanyak 33 orang, usia diatas 50 tahun sebanyak 12 orang dan usia 45-49 tahun sebanyak enam orang.
Pengidap HIV/AIDS yang berusia 15-19 tahun terdata sebanyak enam orang, yang berusia 10-14 tahun satu orang, dan 21 orang penderita lainnya merupakan balita dan anak-anak. Dua penderita AIDS lainnya tidak diketahui usianya.
Para pengidap HIV/AIDS itu terbanyak berdomisili di Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB yakni sebanyak 194 orang, kemudian Lombok Timur 91 orang, Kabupaten Lombok Barat 83 orang, Lombok Tengah 51 orang, Sumbawa Barat 29 orang, Kabupaten Bima 12 orang, Sumbawa 10 orang, Kota Bima sembilan orang, dan Dompu yang terkecil yakni sebanyak lima orang.(ant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar