Minggu, 08 April 2012
Sikapi Masalah Tambang, Puluhan LSM Cetuskan Kongres Rakyat
Sumbawa Besar, SE.
Puluhan LSM, Sabtu (7/4) berkumpul di aula hotel Suci Sumbawa Besar. Mereka semua sepakat untuk menyatukan persepsi dan kekuatan untuk mengkritisi keberadaan PT.Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT) melalui sebuah agenda besar yakni Kongres Rakyat.
Belum ada tanggal pasti kapan agenda besar tersebut bakal mereka gelar. Namun yang pasti, untuk menuju ke arah itu dalam diskusi yang menghadirkan pembicara Fitra Rino dan Salamuddin Maula, keduanya anggota komisi II DPRD Sumbawa dan Direktur Lembaga Olah Hidup Yani Sagaroa, telah berhasil menyusun tim formatur yang nantinya akan menyusun formasi kepanitiaan dari acara kongres rakyat.
Ketua Garda Ling Samawa, Alwan Hidayat, yang juga menjadi salah satu inisiator pelaksanaan kongres rakyat, disela-sela acar diskusi kepada wartawan menyatakan, ide digelarnya kongres rakyat tersebut beranjak dari suasana kebatinan yang galau dari LSM yang aspirasinya merasa tidak direspon positif oleh kalangan pejabat dan elit politik di daerah ini serta dari perusahan pertambangan itu sendiri.
“Disisi lain, belum menyatunya kekuatan LSM dalam satu formasi kekuatan yang sama alias bergerak sendiri-sendiri, sementara ending dari gerakan masing-masing LSM adalah sama yakni mencapai cita-cita investasi pertambangan yang mampu membawa perubahan kesejahteraan bagi masyarakat secara keseluruhan,” katanya.
Kongres rakyat nantinya, kata dia, semua element masyarakat, khususnya dari kalangan LSM dari 24 kecamatan yang ada akan bertanggungjawab untuk mengkoordinir masing-masing wilayahnya.
“Selain kegiatan inti (kongres rakyat,red), pada hari dan jam yang sama pula di masing-masing wilayah kecamatan juga serempak akan melakukan aksi blokir jalan.
Dia berharap, agenda besar ini dapat mampu merubah cara pandang para elit, termasuk perusahaan pertambangan yang ada di daerah ini bahwa kekuatan rakyat mampu merubah segalanya,” tukasnya.
Menurutnya, sebagai daerah dengan kekayaan Sumber Daya Mineral yang melimpah, sungguh ironi jika didalamnya masih ada warga masyarakatnya yang menjerit dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Kini saatnya masyarakat mulai bergerak. Merebut apa yang sesungguhnya menjadi hak rakyat,” pungkas Yani Sagaroa aktifis lingkungan.(HR)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar