Senin, 05 Maret 2012

Dua Lembaga Adat Sepakat Sukseskan Festival Rantok Taliwang

Sumbawa Barat, SE.
Lembaga adat tanah Samawa (Sumbawa) dan Samawa Ano Rawi (Sumbawa Barat) sepakat untuk mendukung serta mensukseskan perhelatan akbar ‘Festival Rantok Darussalam’ yang digagas Dewan Kesenian Kemutar Telu (DKKT) Sumbawa Barat di Ibu Kota Taliwang, 5 April Mendatang.
Sekretaris lembaga adat tanah Samawa, Syukri Rahmat, di ‘Bala Kuning’ (Kediaman Sultan Kaharuddin IV), Minggu (5/2) malam, mengemukakan lembaga adat menangkap semangat DKKT Sumbawa Barat sebagai langkah maju guna mengembangkan kesenian tanah Samawa. Gagasan itu, diakui sebagai ajang memasyarakatkan kreasi seni tradisional untuk dikembangkan kedalam seni pertunjukkan musik etnik yang baru.
 “LATS Sumbawa mendukung penuh agenda ini. Kami berharap, pengurus LATS Samawa dan anggota  Dewan kesenian Sumbawa Besar bisa menyatukan semangat dan ide,” katanya, usai menerima kunjungan rombongan DKKT Sumbawa Barat .
Ketua DKKT Sumbawa Barat, Agus Irawan Syahmi memaparkan sejumlah agenda kerja  DKKT dan  ide serta semangat Fetival Rantok ini. Menurut Ais, sapaan akrabnya, Festival Rantok adalah perpaduan ide seni pertunjukkan Rantok yang dikolaborasikan musik etnik dan modern.
DKKTberharap, para seniman dan sanggar seni bisa mengapresasikan karya seni mereka secara bebas tanpa dibatasi kekentalan ‘pakem’ seni tradisonal masa lampau. Pakem seni Sumbawa katanya tetap dipertahankan, hanya saja, di Festival kali ini para seniman ditantang menciptakan ide atau gagasan sekreatif mungkin. Misalnya bagaimana memadukan irama Rantok dengan musik etnik dan musik modern.
 “Seniman kita harus diuji menciptakan karya seni baru, unik dan langka. Kami juga berharap seni pertunjukan yang ditampilkan menarik dan menghibur. Tidak usang dimakan zaman  tapi ikut berpacu dan bersaing dengan zaman. Sekarang eranya industry. Kita tak ingin seniman itu ‘Beronani’, atau berkesenian hanya untuk dinikmati dirinya sendiri. Kedepan cara pandaag itu kita rubah,” katanya, panjang lebar.
Festival Rantok Darussalam sendiri diselenggarakan sebagai agenda pertama sejak lembaga itu SK-kan Bupati Sumbawa Barat  pada 20 Februari 2012 lalu. Rantok dipilih karena memiliki makna filosofis yang dalam dan mewakili sejarah masyarakat Sumbawa yang agraris.
Dulu Rantok berfungsi sebagai Alat Penumbuk Padi. Itu dilakukan kebanyakan Petani kita ketika musim panen tiba. Sekarang fungsi Rantok jauh bergeser, masyarakat setempat menggunakan Rantok sebagai identitas adat, sebut saja sebagai ajang ‘Pasamada’ atau pemberitahuan mengenai acara istimewa adat. Salah satunya menjelang upacara pernikahan atau tradisi menyambut tamu.(Andy)

2 komentar:

  1. kalau bisa sekali sekali kolaborasikan dengan modern...biar lebih nonjok boss

    BalasHapus
  2. kalau bisa sekali sekali kolaborasikan dengan modern...biar lebih nonjok boss..
    ..Ockda Ozza..Sumbawa besar

    BalasHapus