Kamis, 01 Maret 2012

Soal Jembatang, Warga Kakiang Minta Jangan Dibohongi

Sumbawa Besar,SE.
Warga Desa Kakiang Kecamatan Moyo Hilir, tetap menuntut realisasi pembangunan konvensional menggantikan jembatan limpas yang ada saat ini. Pasalnya, keberadaan jembatan limpas saat ini mengakibatkan tergerusnya tebing sungai yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Kondisi tersebut karena tumpukan sampah yang terbawa dari hulu tertahan di depan jembatan. Sehingga, laju air sungai itu menghantam kiri dan kanan jembatan. Selain itu, jika banjir jembatan tersebut tidak bisa dilalui karena airnya melewati tinggi jembatan limpas.
“Kami kecewa, karena kami terus dijanjikan untuk pembangunan jembatan konfensional yang tak kunjung direalisasikan hingga saat ini,” kata tokoh pemuda setempat Sofyan Karebi.
Padahal, katanya, kontribusi Desa Kakiang dalam pajak kepada Pemkab Sumbawa cukup tinggi jika dibanding desa lainnya di Kecamatan Moyo Hilir maupun Kabupaten Sumbawa. Karena itu, jembatan konfensional sangat urgen bagi masyarakat. Tidak hanya menghubungkan ke sentra pertanian yang menjadi sumber pendapatan masyarakat. Namun, jembatan penghubung warga Kakiang ke Desa Olat Rawa, Ngeru dan Desa Labuan Ijuk.
Kepala Desa Kakiang, Saifuddin Suhri, mengaku sangat kecewa karena pembangunan jembatan konfensional itu hingga kini belum direalisasikan. Padahal, aspirasi masyarakat menggantikan jembatan limpas telah lama disuarakan. Terakhir, pembangunan jembatan dijanjikan akan dibangun tahun 2011 lalu setelah aksi 2010 lalu.
“Informasi yang kami peroleh dari Bappeda, jembatan akan dibangun November 2011. Sehingga, khabar baik itu kami umumkan di masjid kepada warga. Namun, apa yang terjadi, lagi-lagi kami dijanjikan. Lalu sampai kapan kami harus dijanjikan. Sementera kondisi tebing yang tergerus air akibat di depan jembatan tertahan tumpukan sampah,” ungkapnya kesal.
Ia menyesalnya, ketergantungan pemerintah soal anggaran pada PT.NNT untuk pembangunan jembatan. Lalu, bagaimana dengan kepedulian Pemda Sumbawa, yang tidak menganggarkan pembangunan jembatan melalui APBD murni.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi III DPRD Sumbawa, Jamaluddin Afifi, SH., mengakui umur jembatan limpas Desa Kakiang itu sekitar 10 tahun sehingga layak diganti melebihi umur 8 tahun. Perencanaan awal jembatan konfensional itu dibangun dengan anggaran Rp 1,2 miliar bersumber dari dana CSR. Namun, dalam perkembangan membengkak hingga Rp 2, 19 miliar karena perubahan posisi lokasi pembangunan jembatan konfensional.
“Sehingga itu yang menyebabkan tertundanya pembangunan jembatan konfensional tahun 2011 lalu. Selain karena perubahan lokasi dan membengkaknya anggaran. Kami di legislatif tentunya akan berfikir mencari ketambahan anggaran sekitar Rp 800 juta. Begitu pula dengan jembatan Desa Songkar Kecamatan Moyo Utara yang anggarannya juga Rp 1 miliar lebih,” kata Jeff sapaan politisi Partai Golkar.
Kepala Bapeda Sumbawa diwakili Kabid Perencanaan, Lalu Suharmaji, menjelaskan, usulan awal pembangunan jembatan konfensional Desa Kakiang melalui CSR, pada (28/9) 2011 lalu dan telah masuk diprogram. Sehingga perencanaan jembatan Kakiang mulai (20/10) 2011, karena saat itulah PT.NNT menunjuk konsultan perencanaan. Design awal sepanjang 40 meter, namun dalam perjalanan nya masyarakat menginginkan pembangunan jembatan itu dipindahkan ke arah hulu. “Karena pemindahan lokasi itu yang panjangnya sekitar 50 meter. Tentunya, ada perubahan anggaran dan bentangan sehingga dibuatlah perencanaan lainnya,” ungkap Suharmaji seraya menambahkan, rencana awal dibangun di atas jembatan limpas.
Dengan panjang bentangan jembatan 50 meter, lanjutnya, harus ada pondasi tengah dengan ketinggian lantai jembatan 6 meter dari dasar sungai. Perubahan-perubahan itu yang menyebabkan tertundanya pembangunan jembatan konfensional termasuk kekurangan anggaran sekitar Rp 800 juta. Pada Januari 2012 lalu, bersurat ke PT.NNT untuk tambahan alokasi anggaran.
Perwakilan PT.NNT,   Karyawansyah, dari General Supervisor (Gensup) Comdev, menyampaikan soal komitmennya untuk merealisasikan pembangunan jembatan konfensional Desa Kakiang dan Desa Songkar Moyo Utara. Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan kedua jembatan tersebut adalah sekitar Rp 2 miliar lebih.
“Ketika memang ada perubahan soal anggaran sepenuhnya diserahkan ke Bappeda Sumbawa,” katanya.
Rusli Manawari, Anggota Komisi III DPRD Sumbawa, menyampaikan, jika memang ada kekurangan Rp 800 juta untuk pembangunan jembatan Kakiang agar pembangunan jembatan selesai. Ia mengusulkan ada dana talangan melalui CSR dan dikompensasikan atau dipotong dana CSR tahun berikutnya.   
Kabag APP Setda Sumbawa, Iskandar, menawarkan jika bersepakat terkait kekurangan anggaran Rp 800 juta untuk menuntaskan pembangunan jembatana Kakiang akan ditambah melalui APBD-P 2012 mendatang.
“Kalau kita bersepakat antara DPRD dan eksekutif untuk sempurnanya pembangunan jembatan konfensional. Kekurangannya anggaran Rp 800 juta dialokasikan melalui APBD-P,” katanya.
Setelah melalui perdebatan panjang, Ketua Komisi III DPRD, Jamaluddin Afifi, mendesak pembangunan jembatan dimulai April 2012 mendatang. Ada dua sumber anggaran, yakni melalui dana CSR PT.NNT dan APBD-Perubahan 2012 mendatang. Tekhnisnya, dana CSR Rp 1,2 miliar itu untuk membangun tiang dan pondasi jembatan selanjutnya anggaran penyelesaian lantai jembatan dan lainnya melalui sumber APBD-P.
Karena itu, Jeff meminta Bappeda segera ke PT.NNT, pembangunan jembatan konfensional dimulai April 2012 mendatang. “Kami meminta Dinas PU untuk mengawasi seluruh pelaksanaan pembangunan jembatan,” pungkasnya.(Her.SE)

1 komentar: