Minggu, 08 April 2012
Meningkat, Angka Kematian Ibu dan Bayi di Sumbawa
Sumbawa Besar, SE.
Dalam 5 tahun terakhir terjadi peningkatan kasus kematian ibu dan bayi yang cukup signifikan. Pada 2011 lalu, tercatat sebanyak 22 kasus ibu melahirkan dan 96 kasus bayi meningga dunial. Jumlah ini sangat jauh dibanding data tahun 2010, yakni sebanyak 19 kasus kematian ibu dan kurang dari 50 kasus kematian bayi.
Kepala Dikes Kabupaten Sumbawa, Didi Darsani, A.Pt, mengemukakan, kejadian ini erat kaitannya dengan keberadaan tenaga bidan terutama di desa-desa. Dalam 5 tahun terakhir, sambungnya, tidak ada distibusi bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk Kabupaten Sumbawa. Tapi mulai 2012 ini, Sumbawa mendapat distribusi bidan PTT sebanyak 85 orang oleh Kementerian KesehatanRI.
“Sebelumnya 2 tahun lalu tidak pernah ada suplai bidan PTT oleh pusat ke daerah,” ujarnya.
Rencananya, Dikes akan menempatkan para bidan PTT secara bertahap terutama di tempat-tempat terpencil. Sejauh ini, jumlah tenaga bidan anggota IBI mencapai 480 orang, yang terdiri dari 264 bidan berstatus PNS, 125 orang PTT dan selebihnya tenaga bidan sukarela.
“Jika potensi ini tidak dikelola dengan baik, maka akan sangat merugikan daerah. Apalagi di era keterbukaan nanti, tantangannya akan semakin besar. Sehingga para bidan diharuskan untuk meningkatkan kompetensinya,” tukasnya.
Sementara Kepala Dikes Provinsi NTB, dr. Muhammad Ismail dalam kesempatan yang sama menerangkan, angka kematian ibu dan bayi di NTB tidak lepas dari keberadaan tenaga bidan. Jika bidan tidak menguasai kompetensi, teknis profesi, kewilayahan dan kultur budaya masyarakat yang akan dilayani, maka akan sangat berbahaya dalam pelayanan. Selain memberikan pelayanan yang baik, tandas Ismail, bidan juga harus dapat melayani dengan aman, benar dan ikhlas.
“Apa jadinya jika terjadi kasus ketika melahirkan, maka justeru akan memberatkan bidan itu sendiri,” ujar Kadikes NTB.
Disamping itu, bidan akan bertindak one man show untuk terus berpikir menangani pasien secara aman, nyaman dan selamat. Apalagi saat ini masyarakat sudah mulai memperhatikan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Secara terpisah, Ketua Pengurus Cabang (PC) Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Sumbawa, Ummi Kalsum, S.ST, menyesalkan terjadinya peningkatan angka kematian ibu dan bayi. Padahal jumlah bidan di Sumbawa cukup banyak, tapi kasus kematian ibu dan bayi masih saja terjadi.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan ketersediaan tenaga bidan. Pihaknya akan mencari tahu pokok persoalannya. Apakah kesalahan bidan atau kesalahan dalam pendataan.
Namun ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan meningkatnya angka kematian tersebut. Pada tahun 2010 dengan jumlah bidan yang sedikit, tapi kasus yang teradi relatif sedikit. Atau laporan 2011 lebih akurat dibanding 2010. Lantaran hampir di setiap dusun terdapat tenaga bidan desa.
Kemungkinan lain, lanjut Ummi, bisa disebabkan oleh keterlambatan dalam pelayanan atau faktor masyarakat yang cenderung menutup diri jika terjadi kasus persalinan. Mulai saat ini pihaknya bertekad untuk meningkatkan skill dan mutu pelayanan, antara lain melalui seminar, pelatihan dan kegiatan serupa baik di puskesmas maupun instansi lain. Di samping itu, sambil melihat titik kelamahan selama ini. Begitu pula terhadap keberadaan desa siaga agar bisa berperan maksimal.
Terhadap keberadaan tenaga bidan PTT di lapangan, Ketua IBI berharap mampu melayani perawatan kehamilan berkualitas. Tentunya dengan melibatkan unsur masyarakat dan tokoh agama, jika terjadi tanda bahaya persalinan. Dalam pelayanannya, persalinan harus dilakukan di sarana kesehatan dengan fasilitas memadai serta tenaga bidan yang kompeten.
“Kunjungan nakes dalam pelayanan bayi diharap mampu mengurangi angka kematian dan menekan berkembangnya komplikasi pada ibu hamil,” ujar Ummi Kalsum.
Dikatakan, sudah tentu upaya tersebut membutuhkan dukungan lintas sektoral di masyarakat, antara lain tokoh agama, tokoh masyarakat maupun dukun bersalin selaku mitra bidan.
“Diharapkan bidan di lapangan semakin menumbuhkan semangat bergotong royong dengan masyarakat untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Hal itu juga salah satu upaya menyukseskan program Gubernur NTB dalam hal Akino (Angka Kematian Ibu dan Bayi menuju Nol),” pungkasnya.(KN)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar