Sumbawa Besar, SE.
Setelah Soetono, giliran Bambang salah seorang nasabah PT Bank Mega Cabang Sumbawa menyoal pelayanan bank swasta tersebut.
Bambang yang ditemui wartawan mengaku kecewa menjadi debitur Bank Mega. Selain malu di masyarakat, ia juga terpaksa harus menjual asset miliknya.
Bambang mengaku malu di masyarakat, lantaran pernah ditagih lebih dari 5 orang termasuk Satpamnya. Kedatangan petugas Bank ini tidak hanya sekali namun bisa dua sampai tiga kali dalam sehari lantaran telat bayar setoran dua hari.
Bahkan, kata Bambang dirinya juga pernah ditagih saat sholat maghrib.“Apa ada Bank yang nagih setoran saat maghrib ?” sesal Bambang .
Bambang juga mengaku pernah ditagih disaat dirinya menanam di kebunnya. Kedatangan petugas Bank ini tentu sangat mengagetkan, bahkan Bambang merasa dirinya dikejar Densus 88.
“Caranya nagih seperti densus 88 saja, sampai dikejar dikebun seolah saya mau kabur dan meninggalkan kewajiban,” kata Bambang.
Bahkan, menurut Bambang dirinya pernah di SMS dengan bahasa yang tidak sopan dengan mnyinggung pribadinya.
“Apakah ini cara-cara menagih yang sopan ? bahkan urusan pribadi juga diikut-ikutkan,” kata Bambang didampingi istrinya.
Bahkan Istri Bambang juga mengaku sering menangis lantaran malu, beban dan juga merasa tidak dihargai oleh orang lain akibat cara-cara yang dilakukan oleh pegawai Bank Mega.
Saking beratnya beban yang harus ditanggungnya selama urusan di Bank Mega, Bambang dan Istrinya harus menjual mobil dan juga ruko yang dimilikinya untuk segera menutup hutangnya agar tidak lagi berurusan dengan Bank Mega dan tidak lagi dikejar-kejar hutang. Bambang juga mengaku pernah diberi peringatan untuk dilelang barang jaminannya.
“Saya terpaksa menjual mobil dan ruko yang saya miliki, itupun dengan harga bersahabat karena ada perasaan beban dan malu akibat ditagih terus-terusan ” kata Bambang.
Dibanding lainnya, Bambang mengaku sangat terasa bedanya. Bank lainnya masih sangat bersahabat, telat sehari bahkan seminggupun tak jadi masalah bahkan tak ada yang mengejar-ngejar.
Sebagai debitur, itikad baik membayar dan tunduk aturan tetap dilaksanakan.Bila mengingat kejadian yang pernah dialami saat bertransaksi dengn Bank Mega, Bambang dan istrinya mengaku cukup sekali berhubungan dengan Bank tersebut.
Sementara itu, pimpinan Bank Mega yang hendak dikonfirmasi enggan ditemui. Bahkan salah seorang karyawannya menyarankan wartawan untuk menghubungi call center.
“Silahkan mas hubungi call center,” sahutnya.(YL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar