Kamis, 18 April 2013

UN SMA Kembali Molor, MAN 3 Kekurangan Soal

Sumbawa Besar, SE.
Pelaksanaan UN SMA dan MA di Kabupaten Sumbawa kembali menuai persoalan. Sedianya pelaksanaan UN hari pertama dengan mata pelajaran Kimia dan Biologi, Kamis  (18/04) dimulai pada 08.00 WITA, tapi molor hingga pukul 13.00 WITA.
Para siswa SMA yang sebelum pukul 07.00 WITA telah berada di sekolah, akhirnya harus dikumpulkan kembali oleh pihak sekolah untuk diberikan penjelasan diundurnya jam UN ke waktu yang telah ditentukan.
Hal tersebut dilatari oleh masih adanya Kabupaten lain di NTB yang belum mengakui kekurangan soal.
Bahkan ada pula yang belum menerima soal UN hingga Kamis pagi, sehingga berdampak terhadap pelaksanaan UN se NTB.
Kasi Kurikulum Dikmen Diknas Sumbawa, Shalahuddin Muchtar, yang dikonfirmasi menuturkan, keterlambatan ini karena masih ada soal yang tidak ada di dalam bungkus paket UN di sejumlah Kabupaten.
Tapi kenyataannya masih banyak isi bungkus paket UN yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah.
 “Kabupaten lain tidak membuka dus (bungkus paket UN, red) kemarin, baru hari ini buka dus dan ternyata masih ada kekurangan soal yang harus diUN kan hari malah tidak terkirim.
Sehingga terjadilah penundaan se NTB atas permintaan dari Rektorat Unram, Dinas Dikpora NTB dan jaminan keamaan dari Polda NTB,” papar Shalahuddin.
Bagi sekolah atau daerah yang mengalami kekurangan soal, terangnya, dapat menggandakan. Untuk Kabupaten Sumbawa persoalan tersebut tidak ditemukan.
Hanya saja untuk MAN 3 Sumbawa di Kecamatan Empang melaporkan tidak menerima soal mata pelajaran Antropologi di jurusan Bahasa, sebab hanya sekolah ini yang masih menyelenggarakan jurusan Bahasa.
Diknas pun mengakali agar MAN 3 Sumbawa melaksanaan UN susulan.
Dalam UN SMA di Sumbawa tercatat sebanyak 4.809 orang sebagai peserta. Sedangkan SMK sebanyak 1305 terdiri dari 10 SMKN dan 5 SMK Swasta.
Ia menambahkan, penanggung jawab UN di Propinsi NTB adalah UNRAM sebagai Perguruan Tinggi yang ditunjuk Pemerintah.
Penundaan UN juga mendapat tanggapan dari siswa. Salah seorang siswa SMAN 1 Sumbawa, Aryastu Putra Nugraha, menilai penyelenggara UN tahun ini tidak siap bahkan kurang sosialisasi. Buktinya di mana-mana UN menuai masalah.
Selaku objek UN, ia dan rekan siswa lainnya merasa dirugikan baik secara psikologis maupun waktu. Apalagi di kalangan siswa ada kesan bahwa mereka hanya dijadikan ‘kelinci percobaan’.
Sehingga muncul wacana agar UN sebaiknya ditiadakan atau kewenangannya dikembalikan ke sekolah atau guru seperti sistem EBTANAS.(MK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar