Selasa, 26 November 2013

Komisi III Sebut Perbaikan Jalan Batu Lanteh Tahun 2014

Sumbawa Besar, SE.
Ketua Komisi III DPRD Sumbawa, Jamaluddin Afifi, SH  mengemukakan, tahun anggaran 2013 sudah dianggarkan satu unit eksavator untuk perbaikan ruas jalan di Kecamatan Batu Lanteh.
Di dalam perjalanannya, Kata Jamaluddin Afifi, ada warga di Ruas Lantung-Labangkar juga memerlukan alat berat. Sehingga dalam rapat koordinasi Komisi III dengan Bappeda diwajibkan menganggarkan satu uni eksavator untuk Batulanteh.
“Orang Baturotok kalau mau pulang dari Sumbawa ke desanya melalui Orong Telu. Sebanyak Rp 6 miliar yang dikucurkan untuk penanganan 13 kilometer jalan ternyata tidak ada hasilnya. Kami turun ke lapangan mengecek langsung pengerjaan dan hasilnya bagus. Tetapi faktor alam yang membuat rusak kembali sehingga tidak cukup,” jelas Jamaluddin Afifi.
Ia menegaskan, Komisi III berkomitmen untuk perbaikan ruas jalan tersebut sehingga mulai tahun anggaran 2014 mendatang akan kembali disentuh.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sejumlah masyarakat Batulanteh yang terdiri dari Desa Tepal, Baturotok, Tangkan Pulit, Bao Desa dan Musuk, mendatangi DPRD Sumbawa, Senin (25/11).
Mereka meminta perhatian legislatif agar mendesak eksekutif memberikan perhatian lebih untuk perbaikan ruas jalan di Batulanteh. Pentingnya infrastruktur jalan tersebut dirasa ikut mempengaruhi bidang kehidupan lainnya seperti pendidikan, ekonomi maupun kesehatan.
Dalam selebarannya, masyarakat menyampaikan bahwa Batulanteh merupakan salah satu penghasil kopi dan kemiri terbesar di Pulau Sumbawa. Namun sangat ironis kecamatan yang kaya ini tidak mampu dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Pemprop NTB. Salah satu contohnya adalah infrastruktur yang mengubungkan Batudulang-Tepal, Tepal-Baturotok dan Tepal-Bao Desa tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari pemkab Sumbawa untuk diperbaiki.
Akibatnya semua kebutuhan pokok masyarakat menjadi mahal dan perputaran ekonomi masyarakat menjadi tersendat. Mahalnya harga kebutuhan pokok di Batulanteh berakibat buruk bagi masyarakat, misalnya harga beras bisa mencapai Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per 20 kilogram. Bila musim hujan tiba seperti saat ini, bukan hanya transportasi yang tidak mendukung, tapi juga terhadap bidang pendidikan dan pertaninan serta kesehatan sangat miskin fasilitas.
Masih di selebaran yang sama, masyarakat menyampaikan bahwa banyak sekolah yang ada di Batulanteh tidak mempunyai ruang kelas yang standar apalagi mau punya gedung. Belum lagi masalah fasilitas kesehatan dan pilar-pilar pendukungnya yang masih sangat kurang seperti dokter hanya satu orang yang tidak sebanding dengan luas dan medan tempuh. Air bersih yang sangat minim walaupun Batulanteh sumber air. Gizi yang masih kurang dan bidan desa yang sering pindah-pindah.
Karenanya masyarakat setempat menuntut pemerintah agar segera memperbaiki jalan Batulanteh dan pembangunan gedung serta lengkapi sarana prasarana setiap sekolah.
Demikian pula segera menambah Pustu di masing-masing desa yang pelayanannya setara Puskesmas dan lengkapi kebutuhan air bersih, dokter, bidan di setiap desa di Batulanteh. Pengadaan listrik dan tower komunikasi seluler serta menuntut agar penempatan alat berat eksavator milik Pemda Sumbawa melalui Dinas Pekerjaan Umum.
Pemuda Batulanteh, Hasrun Al Tebas, mendesak Pemda agar jalan ke Batulanteh menjadi skala prioritas anggaran 2014.
“Kami bersyukur bahwa beberapa ruas jalan di Batulanteh telah diusulkan oleh Pemda Sumbawa untuk dijadikan ruas jalan strategis Propinsi. Semoga segera bisa terealisasi,” ungkapnya.
Sementaa mengenai ijin Kemenhut RI yang ternyata sudah ada berdasarkan keterangan Ketua Komisi III DPRD Sumbawa, diharapkan tidak lagi menjadi kendala perbaikan infrastruktur jalan di Batulanteh.
Untuk jalan Tepal-Bao Desa yang belum masuk ruas Kabupaten agar bisa diusulkan menjadi jalan kabupaten, sebab masih ada ruas jalan yang masih terisolir misalnya Dusun Talagumung.(MK)

1 komentar: